Pupuk Slow release
– Dalam dunia pupuk, kita sering sekali membaca dan mendengar pupuk slow release. Istilah pupuk ini tampaknya begitu "keren" sehingga membuat orang-orang yang belum mengenalnya jadi penasaran dan
bertanya-tanya, apa sih pupuk slow
release, mana contohnya, dan tanaman apa saja cocok diaplikasi pupuk slow release.
Ada pupuk fast release dan slow release
Sebetulnya,
bukan hanya pupuk slow release,
tetapi ada “saudara sepupunya,” yaitu
pupuk fast release. Akan tetapi,
gaung pupuk slow release lebih
terdengar sehingga seolah-olah pupuk ini memiliki peran yang superdasyat untuk
menyuburkan dan meningkatkan hasil panen.
Padahal,
kedua pupuk tersebut, baik slow release
maupun fast release, sama-sama
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hanya saja berbeda dari
sisi cara melepaskan unsur haranya.
Beda pupuk fast release dengan slow release
Baik,
agar lebih mengerti istilah pupuk fast
release dan slow release, yuk
kita lihat perbedaan kedua pupuk tersebut.
Pupuk
fast release merupakan pupuk yang
cepat melepaskan unsur hara. Pupuk ini jika ditebar ke lahan sangat cepat
terurai dan cepat pula tersedia untuk tanaman. Akar tanaman akan segera dapat
menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya.
Sedangkan
pupuk slow release merupakan pupuk
yang melepaskan unsur hara secara perlahan-lahan. Pupuk ini melepaskan unsur
hara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan kata lain,
pupuk ini melepaskan unsur hara, tetapi terkendali. Dalam bahasa bule, pupuk slow release dikenal dengan controlled release.
BACA JUGA : Cara Budidaya Melon Dalam Pot di Perkarangan Sempit Agar Buahnya Besar dan Manis
BACA JUGA : Cara Budidaya Melon Dalam Pot di Perkarangan Sempit Agar Buahnya Besar dan Manis
Pupuk slow release diproduksi sedemikian rupa sehingga sangat berbeda dengan pupuk fast release. Pupuk slow release diproteksi dengan dengan pembungkus selaput polimer dan juga ada campuran bahan kimia yang membuat pupuk ini melepas unsur hara terkendali.
Contoh pupuk fast release
Contoh pupuk slow release
Kalau
pupuk slow release, contohnya apa?
Sebenarnya, pupuk slow release umumnya berupa pupuk majemuk. Karenanya, ada yang bertanya contok pupuk NPK slow release.
Contohnya, Dekaform. Dekaform
merupakan pupuk NPK slow release.
Dekaform 20:10:5 selain mengandung N, P, dan K, ada juga unsur S, Ca dan Fe.
Bukan hanya Dekaform, masih ada pupuk NPK slow
release lainnya seperti Dekastar atau Osmocote dengan kadar NPK bervariasi, ada Dekastar
6:13:25, Dekastar 18:11;10, Dekastar 17:11:10, Dekastar 22:08:04, dan Dekastar
dengan variasi NPK lainnya.
Ada juga produk pupuk slow release lainnya, yaitu pupuk NPK Tablet Jeranti. Pupuk yang satu ini sering digunakan untuk memupuk Tabulampot. Dan sejumlah trade mark lainnya, silahkan Sobat search saja di internet...😅
Contoh pupuk slow release |
Ada juga produk pupuk slow release lainnya, yaitu pupuk NPK Tablet Jeranti. Pupuk yang satu ini sering digunakan untuk memupuk Tabulampot. Dan sejumlah trade mark lainnya, silahkan Sobat search saja di internet...😅
Pupuk slow release organik.
Kalau
di atas tadi bercerita tentang pupuk slow
release anorganik, maka kita masih bertanya-tanya apakah ada slow release dalam bentuk pupuk organik.
Jawabnya
tentu saja ada. Selain pupuk slow release
anorganik, ada juga pupuk slow release
organik, contohnya Blackstar, SROTI G3, dan lainnya.
Kelebihan pupuk fast release
- Cepat terurai dan unsur hara cepat tersedia untuk tanaman.
- Relatif Mudah diperoleh.
- Harga relatif murah.
Kekurangan pupuk fast release
- Cepat habis persediaan di dalam tanah (sangat singkat/semusim).
- Mudah tercuci karena hujan atau penyiraman.
- Hilang unsur hara karena menguap.
Kelebihan pupuk slow release
- Tidak mudah tercuci unsur haranya.
- Tidak mudah menguap.
- Tersedia dalam tanah untuk tanaman dalam jangka waktu lama (relatif tahunan).
- Unsur hara dilepaskan sesuai kebutuhan tanaman.
- Dari sisi aplikasi, menghemat tenaga kerja.
Kekurangan pupuk slow release
- Karena lambat tersedia, tidak cocok untuk tanaman semusim.
- Umumnya hanya digunakan untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.
- Harganya relatif mahal.
Tanaman yang cocok
dipupuk dengan pupuk slow release
Perlu
diketahui bahwa pada penggunaan pupuk slow
release kurang tepat untuk semua jenis tanaman. Sebab, ada tanaman yang
butuh cepat tersedia unsur hara dan ada juga adaptif dengan unsur hara yang
dilepaskan perlahan-lahan.
Misalnya,
tanaman semusim seperti bayam, cabai, tomat, dan tanaman semusim lainnya, tidak
cocok kalau dipupuk dengan pupuk slow
release. Kenapa? Tanaman sayuran tersebut membutuhkan unsur hara yang cepat
tersedia untuk pertumbuhannya lantaran umur hidupnya singkat dan masa panennya cepat .
BACA JUGA : Mengolah Buah Nanas Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang Mengandung ZPT
BACA JUGA : Mengolah Buah Nanas Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang Mengandung ZPT
Namun,
kalaupun sudah “terlanjur” memupuk tanaman semusim dengan pupuk slow release, maka perlu ditambahkan lagi
pupuk cepat tersedia (fast release)
agar tanaman semusim tidak kekurangan unsur hara.
Pupuk
slow release umumnya diaplikasi pada
tanaman tahunan/perkebunan seperti kelapa sawit, kakao, dan lainnya. Bahkan, pupuk slow release ini sangat cocok digunakan untuk tanaman buah dalam pot (Tabulampot) atau tanaman hias
seperti lidah mertua, aglaonema, anggrek, dan lainnya. Ini karena usia hidup
tanaman ini relatif lama dan pupuk slow
release dapat menunjang selama pertumbuhannya.
Cara aplikasi pupuk slow release
Pupuk
ini umumnya berbentuk tablet atau kapsul. Karena bentuknya seperti itu, maka
pupuk slow release diaplikasikan ke
tanaman dengan cara dibenamkan di sekitar perakaran tanaman.
Baca juga ini :
Caranya, gali/lubangi media tumbuh dengan kedalaman 5-10 cm dan jarak dari pangkal tanaman 10-20 cm (bisa lebih dalam dan jauh lagi tergantung tanaman). Masukkan pupuk tersebut ke dalam lubang dan tutup kembali.
Itulah
pupuk slow release yang sangat
bermanfaat untuk menyuplai nutrisi untuk tanaman secara perlahan-lahan. Unsur
hara dalam pupuk ini akan tetap tersedia sesuai kebutuhan tanaman.