Menanam Jahe
dalam Karung/Polybag --
Walaupun menanam jahe dalam karung, panennya bisa berlimpah, rimpangnya banyak
dan besar, serta kualitasnya bagus. Untuk mendapatkan hasil jahe seperti itu,
tentu ada kuncinya. Apa kunci sukses dan panen berlimpah menanam jahe dalam
karung? yuk, ikuti langkah demi langkah cara menanam
jahe dalam karung dan Anda akan temukan kuncinya dalam postingan ini.
Oh, iya masih
adakah lahan kosong di rumah Anda? Manfaatkan lahan itu untuk menanam jahe
dalam karung atau keranjang. Jenisnya bisa jahe merah ataupun jahe gajah atau
badak.
Setelah mananam jahe dalam karung, Anda bisa menempatkan karung tanaman jahe di halaman depan, belakang dan juga bisa di samping rumah. Bahkan, dengan penataan yang rapi, selain bernilai ekonomi, menanam jahe dalam karung menambah nilai estetika/keindahan rumah Anda.
Jahe Merah dalam Karung. Gambar : Dokpri |
Tanaman jahe
dalam karung harus mengikuti syarat tumbuhnya
Tanaman
rempah-rempah dan multikhasiat untuk kesehatan ini dapat hidup dan berproduksi
rimpangnya dengan optimal jika syarat tumbuh jahe terpenuhi. Artinya, walaupun jahe
ditanam dalam karung, jahe tetap memerlukan kondisi tumbuh seperti tanah yang
gembur, tekstur sedikit berpasir, cukup cahaya, drainase yang baik dan juga
kecukupan unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Syarat bibit jahe yang akan ditanam dalam karung
Ketika kita
mengharapkan hasil produksi jahe yang berlimpah dan berkualitas, tentu saja
harus diawali dengan penyiapan bibit yang memenuhi syaratnya. Meskipun ingin
menanam jahe dalam karung, keranjang atau wadah lain, syarat-syarat bibit jahe
jangan "dinomorduakan" alias diabaikan.
Apabila syarat
bibit jahe yang baik dan pemeliharaan tanaman jahe dalam karung juga tepat,
maka akan menghasilkan tanaman dan rimpang jahe sesuai dengan harapan, yaitu
tinggi produksinya dan mutu rimpangnya tidak perlu diragukan.
Biasanya bagi
yang baru memulai menanam jahe dalam karung atau di kebun, persyaratan bibit
sesuatu yang sepele dan kurang diperhatikan. Namun, setelah dua atau tiga kali
menanamnya baru menyadari bahwa begitu pentingnya kriteria bibit dalam budidaya
tanaman jahe.
Apa syarat
bibit jahe untuk ditanam dalam karung? Rimpang jahe untuk dijadikan bibit
haruslah diperoleh dari tanaman induk yang sehat, tidak terserang penyakit oleh
bakteri dan cendawan/jamur, rimpangnya segar dan sudah cukup umurnya, minimal
10-12 bulan. Selain itu, rimpang bibit jahe berkisar 3-7 cm dan memiliki 2-3
mata tunas.
Nah, semua
syarat bibit jahe di atas hanya dapat diperoleh dari kebun kita sendiri. Wah,
sulit banget dapat bibit, ‘kan gua belum
ada kebun jahe. Gimana nih menanam jahe dalam karung.
Tenang ada solusinya!! Jika belum pernah menanam jahe, berarti untuk kebutuhan bibit jahe dapat diperoleh dengan cara membeli dari penyedia/penangkar bibit yang terpecaya. Tetapi, pastikan bahwa bibit yang dibeli dapat memenuhi syarat-syarat seperti sudah digambarkan di atas tadi.
Cara penyemaian bibit jahe
Menanam jahe
dalam karung juga perlu pembibitan dulu melalui penyemaian. Sebelum menyemai,
rimpang jahe dipotong-potong atau dikopek. Dalam satu ruas rimpang terdapat 2-3
mata tunas sebagai bakal tanaman jahe. Lalu dijemur di bawah sinar matahari
selama 2 jam.
Setelah
dijemur, rimpang bibit jahe direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT)
selama 30 menit – 1 jam. Ini bertujuan agar pertumbuhan tunas menjadi lebih
cepat. Agar terbebas dari serangan bakteri atau jamur, sebaiknya rimpang bibit
jahe dicelupkan dalam larutan fungisida.
Baca ini :
Semaikan bibit
jahe pada media persemaian. Caranya, letakkan rimpang jahe pada media semai
(campuran tanah dan pupuk kandang). Tutup di atasnya dengan jerami secara tipis
saja. Terakhir adalah menutup dengan tanah yang diberikan di atas jerami. Jaga
kelembaban media semai dengan cara menyiramnya. Kira-kira dalam waktu +/- 2
minggu bibit jahe sudah tumbuh tunas dan siap dipindahkan ke media tanam dalam
karung.
Wadah tanam jahe
Untuk menanam
jahe pada lahan terbatas atau lahan sempit tentu saja memerlukan wadah khusus
yang dapat ditata penempatannya. Wadah yang dimaksud bisa berupa karung
beras, goni, keranjang, dan polybag. Wadah ini berguna untuk menampung
media tanam jahe di dalamnya.
Katakanlah kita
ingin menanam jahe dalam karung, maka ukuran karung mesti besar agar akar
rimpang jahe dapat berkembang dengan luas dan baik. Untuk ukuran karung biasa
digunakan adalah ukuran 40 cm x 70 cm atau 45 cm x 75 cm.
Karung atau pun
polybag untuk menanam jahe yang digunakan harus memiliki pori atau lubang yang
nantinya berfungsi sebagai lubang drainase. Dengan adanya lubang-lubang kecil
pada karung, maka air yang berlebihan dapat keluar dengan lancar dan tidak
menggenangi media tumbuh jahe. Jika karung tidak ada lubang drinase, maka perlu
dilubangi terlebih dahulu dengan ukuran kecil di sekeliling karung.
Media tanam jahe dalam karung
Media tanam
jahe dalam karung yang baik dan memenuhi syarat tentu saja yang gembur,
kaya bahan organik, poros, dan adanya unsur hara makro dan mikro di dalamnya.
Oleh karena itu, media tanam jahe perlu dipersiapkan yang baik agar dapat
mendorong pertumbuhan secara optimal.
Media tanam
jahe dalam karung terdiri dari campuran tanah (tanah gembur), pupuk kandang (yang
sudah benar-benar matang), serbuk gergaji/sekam padi, dan juga sedikit pasir.
Perbandingan masing-masing bahan media tanam tersebut adalah 2:1:1:1. Aduk
secara merata bahan tersebut dan masukkan ke dalam karung.
Media tanam
jahe yang telah diracik dimasukkan ke dalam karung. Masukkan media tanam
kira-kira 15-20 cm pada dasar karung. Sisa bagian karung yang belum terisi
media tanam dilipat dengan cara menekuk bagian atas karung. Siramkan sedikit
larutan EM4 ke media tanam tersebut dan biarkan selama 1 minggu sebelum tanam.
Penanaman jahe dalam karung
Bibit jahe yang
sudah disemai dan telah tumbuh tunasnya, selanjutnya ditanam dalam media tanam
dalam karung. Setiap karung dapat ditanam 3 bibit jahe dengan jarak antar
lubang disesuaikan dengan ukuran karung. Titik lubang nantinya akan kelihatan
berbentuk segitiga.
Cara menanam
jahe dalam karung sebagai berikut :
- Buat lubang tanam
dengan kedalaman 3 cm
- Tempatkan bibit jahe
dalam lubang dengan posisi tunas jahe menghadap ke atas
- Tutup lubang tanam dengan
tanah, tapi tidak menutup seluruhnya tunas yang sudah tumbuh.
- Siram secukupnya
Pemeliharaan jahe dalam karung
Tanaman jahe
dalam karung yang sudah ditanam dimonitor perkembangannya. Apabila 30 hari
setelah tanam (HST) ada bibit jahe yang mati atau tidak tumbuh, segera
disulam/ditanam dengan bibit yang lain.
Media tumbuh
jahe harus bebas dari rumput-rumput atau gulma yang mengganggu pertumbuhan
tanaman jahe. Oleh karenanya, penyiangan dilakukan secara rutin baik 2 minggu
sekali ataupun sebulan sekali (tergantung ada tidaknya tumbuh gulma).
Tanaman jahe
dalam karung akan tumbuh dengan baik jika kelembaban media dapat dipertahankan.
Untuk menjaga kondisi tersebut, lakukan penyiraman secara rutin setiap hari dan
tentunya disesuaikan dengan cuaca.
Seperti tanaman
lainnya, jahe dalam karung/polybag juga membutuhkan nutrisi yang cukup.
Artinya, jahe mesti mendapat asupan unsur hara seperti N, P, K, Mg, S dan
lainnya agar pertumbuhan dan produksi rimpangnya banyak dan berkualitas.
Memupuk jahe
dalam karung dengan cara menguruk
Dalam budidaya tanaman
jahe dalam karung, pemupukannya dilakukan dengan cara menguruk atau menimbun.
Kegiatan pemupukan ini sedikit berbeda dengan cara pemupukan tanaman lainnya.
Sebab, pemupukan harus dapat berfungsi ganda. Maksudnya, memberi nutrisi dan
sekaligus menutup rimpang jahe.
Pengurukan jahe
dalam karung adalah kegiatan menambah bahan-bahan bernutrisi di atas media
tumbuh secara bertahap sesuai dengan perkembangan rimpang tanaman jahe. Setiap
tumbuh tunas baru dan akar rimpang sudah tampak/menyembul ke atas, segera
ditutup/diuruk dengan cara memberikan bokashi yang sudah
dicampurkan dengan tanah. Perbandingannya 2 bagian bokashi dicampur dengan 1
bagian tanah.
Mengapa mesti
bokashi untuk pupuk jahe dalam karung?
Selama ini kita
melihat ada yang menambah serbuk gergaji/serbuk kayu, daun-daun, jerami, sekam
padi, pupuk kandang, tanah dan lain-lain untuk menambah media tumbuh jahe dalam
karung dan juga menutupi rimpang jahe. Ini boleh-boleh saja dilakukan karena
akan membuat media tumbuh jahe gembur dan kaya bahan organik.
Namun, akan menjadi lebih bagus dan tambah produktif jika bahan-bahan organik tersebut diberikan untuk tanaman jahe dalam karung dalam bentuk bokashi. Bahkan, pemberian bokashi mejadi kunci sukses yang membuat panen jahe berlimpah. Bokashi ini merupakan kompos yang dibuat dengan proses dekomposisi yang melibatkan bioaktivator, yaitu mikroorganisme EM4. Cara membuat bokahi pun mudah sekali dan dalam waktu 7 hari sudah siap digunakan untuk tanaman.
Mengapa mesti
bokashi? Bokashi
jelas sekali pupuk organik yang sudah relatif stabil dan mengandung unsur hara
makro dan mikro yang dapat cepat diserap akar tanaman jahe sekaligus membuat
media tumbuh jahe dalam karung tetap gembur. Dengan demikian, pertumbuhan
rimpang jahe menjadi cepat dan lebih optimal.
Selain bokashi,
pupuk apa lagi untuk memacu pertumbuhan jahe dalam karung? Jahe perlu juga dipupuk dengan pupuk
pelengkap cair (PPC) seperti pupuk organik cair (POC). Kapan dan
bagaimana pemupukannya dengan POC? Pemupukan jahe dengan POC sudah
dapat dilakukan pada umur 2-4 minggu setelah tanam. Pemupukan dengan cara
dikocor ke media tumbuh dalam karung dan disemprot melalui daun.
Pengocoran jahe dalam karung dilakukan 1-2 kali dalam. Sedangkan untuk penyemprotan, bisa 1-4 kali dalam sebulan. Atur selang waktu antara pengocoran dan penyemprotan, jaraknya kira-kira 3 hari atau 1 minggu. Gunakan dosis POC secara tepat sesuai dengan anjuran.
Pupuk organik cair untuk suplemen tanaman bisa dibeli di pasar seperti merek HCS SOT (maaf tidak bermaksud promosi) dan bisa juga merek-merek lain yang sudah banyak beredar di pasaran. Tentu saja jika pupuk organik cair dibeli di pasar/toko pertanian, pastikan produksinya legal dan izin produksi.
Jika mau efisien, berikan POC hasil buatan sendiri untuk tanaman jahe dalam karung. Untuk keperluan sendiri, pupuk organik cair mudah sekali membuatnya dan bahan-bahan pun tersedia di sekitar tempat tinggal kita.
Baca juga :
- Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Air Kelapa dan Cara Applikasi
- Mengolah Bonggol Pisang Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)/MOL dan 4 Cara Aplikasinya
- Tips Memperbanyak Anakan Jahe Agar Produksi Rimpang Tinggi
Pengendalian hama penyakit pada jahe dalam karung
Meskipun jahe
ditanam dalam karung, hama dan penyakit tanaman jahe harus diakui memang ada.
Beberapa penyakit tanaman jahe seperti layu bakteri, busuk rimpang, bercak daun
putih, dan lainnya.
Namun, jika
pada seleksi bibit jahe dan perlakuan media tanam dalam karung sudah dilakukan
dengan benar dan tepat, maka hampir dapat dipastikan hama dan penyakit tanaman
dapat ditekan sampai seminimal mungkin. Misalnya, pada media tanam sudah
ditambahkan jamur antagonis seperti trichoderma, maka tanaman jahe
akan terbebas dari serangan jamur patogen.
Biasanya
budidaya tanaman jahe dalam karung, serangan penyakit dapat mudah diatasi.
Walaupun demikian, seandainya muncul masalah serius dengan penyakit, maka
kendalikan dengan menggunakan pestisida organik yang aman terhadap lingkungan.
Panen jahe dalam karung
Kembali kepada
tujuan budidaya atau menanam jahe dalam karung, apakah untuk konsumsi sendiri
atau untuk komersial. Jika untuk kebutuhan dapur sendiri, maka jahe sudah dapat
dipanen dalam waktu 4-5 bulan.
Tetapi, kalau
jahe yang dipanen untuk dijual ke pasar atau industri, maka jahe baru dapat
dipanen ketika sudah berumur 8-12 bulan. Ciri-ciri jahe sudah tiba waktunya
untuk dipanen jika daunnya yang hijau sudah tampak layu menguning dan
mengering. Kemudian disusul dengan batangnya yang mengering.
Cara panen jahe
dalam karung cukup mudah. Bongkar karung beserta media tumbuhnya dan pisahkan
rimpang jahe. Pelan-pelan dalam membongkarnya jangan sampai rimpang jahe patah.
Pada akhir postingan menanam jehe dalam karung, Ada dapat melihat sekilas bibit jahe yang sudah tumbuh ditanam dalam polybag dan karung. Setiap karung/polybag ditanam bibit jahe dengan 3 titik atau lubang tanam.