pupuklahan.blogspot.com -- Jenis Pupuk Organik – Kini, pertanian organik sudah
bangkit dari tidurnya yang panjang. Lihatlah, petani secara pelan-pelan mulai
meninggalkan produksi tanaman dengan pupuk kimia, beralih memakai jenis pupuk
organik yang ramah lingkungan.
Meskipun berat karena banyak tantangan
dalam budidaya tanaman yang organis, namun tidak membuat petani menyerah.
Sebab, bermacam sayuran yang dibesarkan dengan aneka jenis pupuk organik,
ternyata laksana gaung bersambut, dimana respon pasar cukup
bagus dengan nilai jual yang relatif tinggi.
BACA JUGA : Cukup Mudah Cara Menanam Sayuran Organik di Perkarangan Rumah ; Anda Bisa Lakukan 7 Langkah Ini
Bukan tanpa alasan produk-produk
pertanian organik mendapat tempat di pasar. Ini karena masyarakat, mungkin
termasuk saya dan Anda, mulai melirik dan mencari buah-buahan atau sayuran yang
bebas residu kimia karena lebih sehat untuk dikonsumsi.
Ilustrasi Pupuk Organik. Gambar : Pixabay/Joke vander Leij |
Kenal Dulu dengan Jenis-Jenis Pupuk Organik
Kalau petani sudah memupuk tanaman
dengan pupuk organik, apakah Anda yang hobi menanam, juga tertarik ingin
mencobanya? Nah, kalau iya, Anda mesti kenal dulu dengan pupuk organik. Sebab,
ada berbagai macam pupuk organik yang bisa Anda berikan untuk tanaman.
Pupuk organik menurut Permentan RI
Namun, sebelum langsung melihat
jenis-jenis pupuk organik, kita baca dulu sekilas definisi pupuk organik.
Menurut Permentan RI, Nomor 01, Tahun 2019, pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan, dan/atau
limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau
cair dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat
untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah, serta memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan/atau biologi tanah.
Okay, berikut ini ada 7 jenis pupuk
organik yang cukup popular di mata masyarakat terutama petani dan para hobi tanaman.
1. Pupuk kandang
Anda mungkin tidak asing lagi dengan
jenis pupuk organik yang satu ini, yaitu pupuk kandang. Pupuk ini asalnya dari
kotoran hewan seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, bebek, kuda, dan sejenisnya.
Kotoran hewan (tinja) yang bercampur dengan air
kencing (urine), mungkin juga bercampur sisa-sisa makanan dan alas kandang,
mengalami pembusukan/penguraian secara alamiah.
Setelah berbulan-bulan terdekomposisi
di dalam tanah, barulah menjadi pupuk yang dikenal dengan pupuk kandang. Jenis
pupuk dari kotoran hewan ini yang mengandung unsur hara lengkap dan tersedia
untuk tanaman.
2. Pupuk kompos
Pupuk kompos juga salah satu bentuk pupuk organik. Pupuk kompos sangat mudah Anda temui di tempat-tempat yang
ditimbun sampah.
Ada sampah organik dibuang, lalu
lama-kelamaan busuk dan menjadi kompos. Ada juga yang sengaja ditimbun dalam
tanah oleh petani hingga menjadi pupuk kompos.
Jadi, jenis pupuk organik ini berasal
dari sisa-sisa tanaman. Sampah
organik seperti berupa daun-daun, jerami, sekang padi, limbah
sayuran, limbah rumah tangga, dan lainnya mengalami proses pelapukan/pembusukan
oleh mikroorganisme pengurai.
Biasanya pupuk kompos terbentuk cukup
lama, lebih dari 3 bulan, jika prosesnya alamiah. Mikroorganisme bekerja menguraikan
bahan-bahan organik tersebut sampai bentuk asal bahannya berubah.
Jika bentuk sudah berubah seperti tanah
dengan sifatnya remah, kadar air rendah, C/N rendah, warna gelap, dan tidak berbau,
berarti sudah menjadi pupuk kompos dan dapat digunakan untuk memupuk tanaman.
BACA JUGA : Cara Cerdas Membuat Kompos dari Sampah Daun-Daunan Berkualitas Tinggi
BACA JUGA : Cara Cerdas Membuat Kompos dari Sampah Daun-Daunan Berkualitas Tinggi
3. Pupuk hijau
Anda sudah kenal dengan pupuk hijau?
Ini adalah jenis pupuk organik yang murah meriah dan mudah sekali diperoleh. Pupuk
organik ini sumbernya dari tanaman hijau.
Tanaman hijau yang menjadi pembenah
tanah dan juga pemasok hara banyak sekali. Salah satunya adalah dari jenis
kacang-kacangan. Jenis tanaman ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen (N)
bebas di udara melalui bakteri yang ada di akarnya (Rhizobium).
Karena itu, sisa-sisa bagian tanaman
kacang-kacangan ini sangat bagus untuk menambah hara N ke dalam tanah sehingga
tersedia untuk tanaman.
Dalam hal aplikasi dilapangan, jenis
pupuk organik ini cukup mudah diaplikasikan, yaitu dengan cara mengembalikan
sisa-sisa tanaman tersebut ke dalam lapisan olah tanah agar tanah kaya dengan
bahan-bahan organik dan juga hara.
4. Pupuk burung
Namanya pupuk burung. Tapi, jangan
salah, jenis pupuk organik ini bukan dihasilkan dari semua jenis burung, lho
Ada jenis burung tertentu yang
kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman karena mengandung hara yang
tinggi. Salah satunya adalah kotoran kelelawar. Kotoran kelelawar sering
disebut dengan guano atau pupuk guano.
Pupuk organik dari kotoran burung ini
bernilai ekonomis sehingga harga jual yang tinggi. Wajar saja mahal karena
mengandung unsur hara N,P,K dan unsur lain dalam kadar yang tinggi. Contohnya,
kadar N mencapai 8 – 13 %, P 5 – 13% dan Ca antara 7 – 12%.
5. Humus
Kalau Anda lihat humus secara kasat mata, bisa-bisa Anda bilang
kompos. Sebab, kedua jenis pupuk organik tersebut mirip sekali karena memang
sama-sama bahan dasarnya sisa-sisa tanaman.
Namun, kalau ‘diteropong' secara kimiawi, humus mengandung unsur
hara makro dengan kadar N, P, dan K yang lebih tinggi. Bahkan, juga ada unsur
hara mikronya yang lengkap.
Sayangnya, tidak seperti kompos, humus sulit diperoleh. Kalau pun
jenis pupuk organik ini ada di pasaran, tapi harganya mahal. Mengapa? Pertama, humus nutrisinya tinggi. Kedua, untuk mendapatkannya cukup jauh,
yaitu hanya terdapat di ekosistem hutan lebat pada lapisan tanah atas (top soil). Ketiga, proses pembentukannya cukup lama,
lebih dari 1 tahun.
Warna humus yang hitam, remah dan kadar air rendah merupakan ciri
dari humus yang kandungan haranya dan kemampuan untuk memperbaiki sifat fisika
tanah sudah tidak diragukan lagi.
6. Pupuk Kascing
Anda pernah mendengar pupuk kascing? Ini juga salah satu tipe pupuk organik yang cukup bagus untuk menyuburkan tanaman. Kadang-kadang pupuk
organik ini juga disebut dengan vermikompos.
BACA JUGA : 5 Tahapan Membuat Kompos Cacing (Kascing) atau Vermikompos
BACA JUGA : 5 Tahapan Membuat Kompos Cacing (Kascing) atau Vermikompos
Pupuk kascing ini sebetulnya ‘buatan’ cacing. Iya, betul karena
berasal dari kotoran cacing. Awalnya memang alami, namun setelah diteliti kadar
hara yang dikandung kotoran cacing, pupuk kascing kini sudah diproduksi banyak
dengan bantuan cacing selektif sebagai pengurai bahan-bahan organik.
Pupuk kompos kascing mengandung hara
seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan sejumlah
mineral lainnya yang cukup lengkap. Bahkan, terdapat hormon pertumbuhan seperti
giberelin, auksin dan sitokinin serta enzim enzim yang sangat berguna untuk
menyuburkan tanah dan tanaman.
7. Pupuk organik hayati
Jenis pupuk organik lainnya adalah pupuk
organik hayati. Pupuk organik ini, selain mengandung unsur hara untuk tanaman
dan bahan organik, juga diperkaya dengan mikroorganisme pengurai bahan organik,
pelarut phosfat, dan juga bakteri pengikat nitrogen bebas dari udara.
Di samping mikroba seperti tersebut di
atas, dalam pupuk organik hayati terdapat juga bakteri penghasil zat pengatur
tumbuh (ZPT). Bahkan, ada bakteri yang mampu mengusir hama tanaman dengan cara memproduksi zat antihama.
Itulah
jenis-jenis pupuk organik. Semua jenis pupuk tersebut berbentuk padatan dan merupakan hasil
penguraian bahan-bahan organik seperti sisa tanaman dan hewan. Kini saatnya
Anda memanfaatkan jenis pupuk organik tersebut untuk meningkatkan kesuburan
tanah dan tanaman.