Cara Membiakkan
Biofungisida Trichoderma --
Trichoderma sudah
sangat familiar di telinga kita, ya 'kan? Sebab, dalam dunia budidaya
tanaman, jamur trichoderma-lah yang mampu memporak-porandakan
singgasana dan kekuasaan cendawan patogen. Trichoderma sebagai
biofungisida, mampu mengendalikan secara efektif cendawan patogen yang acap
kali “membombardir” tanaman para petani, seperti layu fusarium, busuk akar, dan
busuk pangkal batang, setiap musim tanam tiba.
Sayangnya,
agensia pengendali hayati ini (trichoderma) tidak mudah untuk kita
dapatkan. Ia tidak seperti hewan ternak besar yang tampak di mata dan mudah
dikembangbiakkan. Karena tidak termonitor dengan mata telanjang, tanpa kita
sadari, mungkin ia ada di tempat kita berdiri dimana kaki kita sedang
berpijak.
Mungkin ia ada pada tanah yang sedang kita cangkul, pada kulit kayu, dan mungkin juga ada pada sisa makanan yang kita buang. Yang jelas trichoderma ada dan bahkan bisa hidup berdampingan dengan mikroorganisme lain.
Tapi, kita tak
perlu pesimis atau berputus asa. Sebab, di tengah-tengah kehidupan kita sebagai
orang awam, masih ada para ahli (ilmuwan) dalam hal teliti-meneliti. Mereka
memiliki pengetahuan untuk menemukan, memilah, dan memilih mana jamur bermanfaat
dan mana yang patogen.
Bahkan, para peneliti bisa “melihat” bagaimana kondisi perkembangbiakannya dan di media yang bagaimana kebiasaan hidupnya. Salah satu jamur yang dimaksud adalah trichoderma sebagai agensia biokontrol (Biological Control Agent)
Dimana banyak
hidup trichoderma?
Menurut hasil
penelitian para ahli, jamur trichoderma tersebar
banyak dalam tanah, terutama tanah pertanian. Di samping itu, pada pohon yang
sudah melapuk, di sana juga terdapat trichoderma yang ditandai
dengan adanya bintik-bintik hijau. Ia aktif menguraikan bahan-bahan organik
dalam tanah dan mengeluarkan “senjat_4_nya” berupa enzim untuk “mengusir” jamur
patogen yang ada di sekitarnya.
Bahkan, kalau bicara mikroorganisme lokal (MOL) yang mampu menguraikan bahan-bahan organik, banyak bahan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan jamur dekomposer itu.
Pada prinsipnya, bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, kentang, gandum, jagung, dan sebagainya, merupakan media yang paling mudah tumbuh dan berkembangnya jamur.
Kita kembali
ke trichoderma. Untuk dapat memanfaatkan trichoderma secara
optimal, kita perlu mengisolasi dan memperbanyak dengan cara
membiakkannya. Trichoderma itu “gratis” disediakan oleh alam.
Kita tidak perlu mengeluarkan biaya mahal seperti membeli r-4-cun kimia sebagai
fungisida atau bakterisida.
Yang diperlukan dalam membiakkan biofungisida trichoderma adalah tenaga, kemauan, dan kesadaran akan pentingnya menyelamatkan lahan dan lingkungan dari polusi zat-zat kimia ber-4-cun.
Cara Membiakkan Trichoderma Sendiri
Ada 2 cara
untuk membiakkan trichoderma. Cara Pertama, sebut saja
cara natural/tradisional, salah satu cara memanfaatkan mikroorganisme lokal (MOL). Kita mengambil biangnya atau starter langsung
dari dalam tanah, lalu diperbanyak/dibiakkan. Cara ini memang tingkat resiko
kegagalan tinggi dan bahkan yang didapatkan bisa-bisa bukan trichoderma,
tapi jamur patogen.
Namun, tidak usah khawatir, dengan melakukan prosedur yang benar dan mengenal tanda-tanda dari adanya trichoderma, maka cara ini dapat menjadi salah satu cara untuk memperbanyak jamur trichoderma.
Cara Kedua,
supaya yakin akan keberhasilan dalam pembiakkan fungi trichoderma,
kita beli saja biangnya yang sudah banyak dipasarkan. Tugas kita hanya
membiakkan agar menjadi banyak.
Biang jamur yang bersifat parasit bagi jamur patogen ini, trichoderma, dapat diperoleh di toko pertanian, petani maju di sekitar tempat tinggal, dan dapat juga dibeli di toko-toko online seperti Bukalapak.com, Tokopedia, dan lainnya.
Baik, mau
tempuh cara mana, cara I atau cara II? Kedua-dua cara tersebut
menghasilkan trichoderma. Namun, plus minusnya pasti ada. Agar lebih
mudah dalam memilih cara membiakkannya, ikuti langkah-langkah kerja
memperbanyak jamur trichoderma dari kedua cara tersebut
seperti di bawah ini :
Cara I
Alat-alat :
- Kantong plastik bening ukuran isi 2 Kg
- Jirigen bekas, namun steril. Jirigen harus dipotong dulu menjadi dua bagian. Cara potongnya, 2/3 bagian bawah dan sisanya 1/3 untuk bagian atas. Berikan beberapa lubang kecil pada bagian jirigen dengan menggunakan paku atau alat pelubang lainnya (kira-kira 4-6 lubang).
- Kapas secukupnya untuk menyumbat mulut jirigen
- Kompor atau Rice Cooker
- Sendok besar
- Lakban atau isolatip besar warna cokelat
- Pengukus nasi/dandang
Catatan : Boleh menggunakan bambu atau pipa PVC. Jika
menggunakan bambu, ambil 1 ruas bambu dan belah. Buat lubang kecil pada salah satu bagian ujung bambu. Setelah diisi nasi, satukan kembali bambu tersebut dan ikat dengan kuat.
Demikian juga jika menggunakan pipa PVC,
buat beberapa lubang kecil dan pada kedua ujungnya sumbat dengan kapas setelah
diisi nasi.
Jirigen untuk Membiakkan Trichoderma |
Bahan-bahan :
- Beras 200 gram
- Dedak 4 Kg
- Gula 1 ons
Langkah kerja :
Langkah
pertama, dapatkan dulu biang atau starter trichoderma dengan
cara begini, yaitu :
Nasi untuk Trichoderma |
- Beras dimasak
menggunakan kompor atau rice cooker sampai berubah
menjadi nasi (jangan terlalu lembek)
- Matikan (off) rice
cooker kalau nasi sudah masak dan biarkan nasi tetap di dalamnya
- Nasi tersebut dipendam
selama +/- 12 jam (Nasi sudah bermalam yang digunakan)
- Masukkan nasi yang
sudah dipendam ke dalam potogan jirigen bagian bawah
- Tutup kembali jirigen
dengan potongan jirigen bagian atas. Kemudian diberikan lakban agar pada
bagian potongan tertutup dan tersambung kembali. Jangan lupa tutup mulut
jirigen dengan penutupnya
- Masukkan ke lubang
tanah yang telah digali dengan posisi horizontal/mendatar. Kedalaman
lubang tanah kira-kira menutup seluruh jirigen. Timbun dengan tanah di
atasnya dan berikan tanda agar mudah diketahui posisinya. Sebaiknya, tanam dekat pohon bambu karena di sana banyak mikroorganisme terutama trichoderma.
- Biarkan jirigen yang
berisi nasi tersebut selama +/- 10 hari.
- Setelah lebih kurang
sepuluh hari lamanya jirigen di dalam tanah, ambil kembali jirigen
tersebut karena kemungkinan besar sudah ada biang trichoderma yang
ditandai adanya warna putih seperti kapas.
Langkah kedua,
membiakkan trichoderma dengan cara begini, yaitu :
- Kukus dedak agar lebih
steril dan biarkan beberapa jam setelah dikukus agar dingin/suhunya
menurun
- Larutkan gula dengan
air (air secukupnya saja)
- Masukkan dedak ke
dalam wadah berupa timba
- Masukkan juga semua
biang trichoderma yang sudah didapatkan tadi ke dalam
timba
- Tuangkan secara
pelan-pelan larutan gula yang sudah dilarutkan ke dalam timba
- Aduk bahan-bahan
tersebut hingga merata (Catatan ; jangan terlalu basah bahan-bahan
campuran tersebut, sekadar menggumpal saja. Makanya, saat penambahan
larutan gula, dilakukan secara pelan-pelan sambil diaduk-aduk bahannya)
- Masukkan adonan
tersebut ke dalam kantong plastik. Masing-masing kantong plastik diisi
setengahnya saja dan ikat rapat. Catatan ; Jangan berusaha
mengeluarkan seluruh udara dari kantong plastik.
- Tempatkan pada ruang
steril yang terhindar dari sinar matahari langsung dan guyuran hujan
- Setelah 7 hari, trichoderma produksi
sendiri sudah dapat dimanfaatkan.
Cara II
Alat-alat :
- Kantong plastik bening
ukuran isi 2 Kg
- Pipa paralon ½ inch
sepanjang 2 cm. (bisa bambu untuk ganti pipa tersebut)
- Kapas secukupnya untuk
menyumbat mulut pipa
- Kompor atau Rice
Cooker
- Sendok besar
Bahan-bahan :
- Beras 1 Kg (Sesuai
dengan kebutuhan)
- Biang Trichoderma. Biang
ini harus dibeli di toko pertanian dan tersedia dalam berbagai merek.
Bentuknya seperti bubuk.
Langkah
membiakkan trichoderma dengan cara begini, yaitu :
- Beras dimasak
menggunakan kompor atau rice cooker sampai berubah
menjadi nasi (jangan terlalu lembek)
- Masukkan nasi yang
baru masak itu (masih panas-panas) ke dalam kantong plastik. Isi nasi untuk masing-masing kantong plastik, cukup ½
kantong plastik saja. Ikat kantong plastik agar tidak terkontaminasi
dengan mikroba lainnya dan biarkan 1 jam atau sampai suhu sudah menurun.
- Buka kantong plastik
yang berisi nasi itu, masukkan kira-kira ½ sdt (sendok teh) biang trichoderma dengan
cara menaburnya. Kocok-kocok kantong plastik agar trichoderma dan
nasi tercampur merata.
- Mampatkan
campuran nasi tersebut hingga ke bawah kantong plastik
- Ikat kantong plastik.
Sebelum diikat dengan rapat, masukkan pipa paralon kecil pada bagian mulut
kantong plastik. Sumbat pipa paralon kecil yang di mulut kantong plastik
dengan kapas (agar sirkulasi udara lancar dan tidak terkontaminasi).
- Tempatkan pada ruang
steril yang terhindar dari sinar matahari langsung dan guyuran hujan
- Setelah 7 hari, trichoderma hasil
produksi sendiri sudah dapat dimanfaatkan atau disimpan sampai waktu
penggunaannya.
Baca juga :
- 6 Step Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Air Kelapa dan Cara Aplikasinya yang Benar
- Membuat Pupuk Organik Cair Dari Sampah Basah Dengan EM4 dan Air Cucian Beras.
- Cara Membuat Pupuk Kompos Siap Pakai dalam 7 Hari
- Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dari Sabut Kelapa
Tanda-tanda pembiakan jamur trichoderma sudah berhasil
- Tidak berbau busuk
- Warna tidak gelap atau
hitam (Jika hitam warnanya, berarti gagal)
- Aromanya seperti hasil
fermentasi, manis
- umumnya ada yang
bewarna putih, ada juga yang kuning muda, serta kadang-kadang
warnanya hijau tua
Cara
penggunaan trichoderma pada lahan
Untuk
penggunaan agens antagonis, yaitu trichoderma pada lahan
tanam, harus dicampur dulu dalam pupuk kompos atau pupuk kandang. Dalam setiap
20-50 Kg pupuk kompos, campurkan trichoderma sebanyak 100
gram. Diamkan selama 2 minggu sebelum ditebar ke lahan. Jika ingin
melakukan semprotan, larutkan 100 gram trichoderma ke dalam 20
liter air.
Takaran trichoderma untuk pengomposan
Trichoderma dapat dijadikan dekomposer pada
proses pembuatan pupuk kompos. Gunakan 1-2 kg trichoderma untuk
bahan kompos sebanyak 1 ton. Ini artinya, selain menggunakan EM4, pengomposan
ternyata bisa juga dengan biodekomposer trichoderma.
Itulah cara yang sangat mudah membiakkan jamur antagonis trichoderma. Dengan menguasai teknik pembiakkan trichoderma, maka Sobat tak harus membelinya lagi ketika membutuhkan agen hayati ini (tichoderma) untuk aplikasi pada lahan tanam.