--> Manfaat Pupuk Dolomit, Dosis dan Cara Aplikasi yang Tepat Agar Tanah dan Tanaman Produktif | Pupuk Lahan

16 Juli 2018

Manfaat Pupuk Dolomit, Dosis dan Cara Aplikasi yang Tepat Agar Tanah dan Tanaman Produktif

| 16 Juli 2018

Manfaat Pupuk Dolomit, Dosis dan Cara Aplikasi yang Tepat Agar Tanah dan Tanaman Produktif - Kapur dolomit sudah sangat familiar di kalangan petani. Hampir pada setiap menanam berbagai komoditas pertanian, mereka umumnya menggunakan pupuk dolomit. 

Manfaat Pupuk Dolomit, Dosis dan Cara Aplikasi yang Tepat Agar Tanah dan Tanaman Produktif
Dolomit. Gambar Pribadi



Banyak yang menggunakan kapur dolomit sebelum masa tanam, dan tidak sedikit juga yang sekedar menambahkan setelah tanam. Bahkan,  tak terhitung juga yang coba menambahkan karena melihat tanaman tidak ada perkembangan dan mungkin juga tidak mau berbuah.

Wajar-wajar saja begitu banyak orang dekat dengan pupuk dolomit yang mengandung magnesium ini. Sebab, dolomit -- kapur yang berwarna putih tersebut -- kabarnya dapat menetralkan tanah-tanah yang masam. 

Tapi, pertanyaannya adalah kenapa pula harus menggunakan pupuk dolomit atau pupuk kalsium apakah memang tanah yang hendak dimanfaatkan untuk menanam itu masam? Dan apa pula dampaknya terhadap produktifitas tanaman setelah pemberian dolomit?

Itulah beberapa pertanyaan yang seharusnya dipahami sebelum melakukan penambahan dolomit atau pengapuran. Sebab, “amal tanpa ilmu adalah perbuatan yang sia-sia.” Jika sudah mengerti dengan rahasia aplikasi dolomit, maka akan banyak membawa dampak positif baik dari sisi finasial (jumlah yang dibeli tepat) maupun dari sisi tenaga dan produktifitas tanaman (jumlah aplikasi tepat)


Tanah Masam

Tanah di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya masam. Hal ini karena hilangnya kation-kation garam seperti, K+, Na+, Ca2+, Mg2+, dan aram lainnya. Ion-ion tersebut adalah unsur hara bagi tanaman. Namun, karena tercuci hujan atau terbawa jauh ke dalam air tanah, maka tanah menjadi masam.

Tanah masam bukan hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tetapi juga belum tepatnya pemupukan. Pemupukan dengan pupuk yang mengandung nitrogen –seperti urea--secara terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi masam. Demikian juga dengan pemberian pupuk organik yang belum terdekomposisi secara sempurna sehingga berpotensi terbentuknya asam.

Antara satu jenis tanaman dengan tanaman yang lain tidak sama tingkat toleransi keasaman (pH). Ada yang bisa hidup pada tanah masam dengan pH 4 – 5 dan ada juga yang tumbuh subur jika keasaman tanah pada kisaran 6-8. Namun, secara umum tanaman dapat menyerap unsur-unsur hara yang tersedia di dalam tanah pada pH 6 – 7 (mendekati netral).

Pada tanah yang digunakan untuk media tanam dengan pH mendekati netral, unsur hara makro dan mikro tersedia untuk tanaman. Namun, pada tanah masam, unsur hara makro tidak tersedia. Sebaliknya, unsur hara mikro seperti Fe, Mn, dan lainnya tersedia dalam banyak, tapi menjadi racun bagi tanaman.


Apa yang tejadi jika tanah masam?

Tanaman akan hidup merana pada kondisi media tumbuh yang masam dan hasil pun dapat dipastikan rendah.  Pada tanah yang digunakan untuk media tanam dengan pH mendekati netral, unsur hara makro dan mikro tersedia untuk tanaman. Namun, pada tanah masam, unsur hara makro tidak tersedia, termasuk unsur kalsium dan magnesium.

Sebaliknya, unsur hara mikro seperti Fe, Mn, dan lainnya tersedia dalam banyak, tapi menjadi racun bagi tanaman. Aluminium yang mengikat posfat mudah sekali didapat pada tanah masam yang memperburuk kesuburan tanah. Begitu pun dengan aktifitas mikroorganisme dalam tanah akan terganggu. Pada kondisi tanah masam, dekomposisi bahan-bahan organik dalam tanah lambat. Akibatnya, beberapa unsur hara seperti nitrogen, posfor, dan sulfur mengalami defisiensi.


Cara mengetahui tanah masam atau tidak

Sebelum capek-capek membeli kapur dolomit dalam jumlah banyak sehingga menguras kantong alias menghambur-hamburkan uang, alangkah pintar dan baiknya “tanyakan” pada tanah bagaimana kondisinya. Maksudnya adalah kondisi tanah apakah asam atau tidak perlu diketahui.

Cara mengetahui tanah masam atau tidak sangatlah mudah. Di samping meminta bantuan penyuluh pertanian lapangan untuk tes pH tanah, kita pun bisa melakukan tes tanah sendiri sekarang. Alat tes pH tanah (pH Soil Tester) sudah banyak dijual sekarang. Cara menggunakan cukup mudah karena di sana ada angka 1 sampai 14 yang menunjukkan nilai keasaman (pH).

Atau Anda dapat gunakan indikator asam basa natural/alami. Banyak indikator pH alami, diantaranya adalah bunga sepatu (hibiscus) dan kunyit. Namun, kita tidak tau berapa angka keasaman dari suatu larutan. Yang ada hanyalah perubahan warna tertentu. 

Kunyit misalnya, jika kunyit dicelupkan ke dalam larutan tanah beberapa saat (+/- 30 menit) dan warnanya menjadi kuning pudar/pucat, maka kondisi tanah adalah asam. Demikian juga dengan bunga kembang sepatu, ekstrak bunga tersebut, jika diteteskan larutan yang bersifat asam, warna larutan akan menjadi merah.


Manfaat Memberikan Dolomit

Dolomit dalam rumus kimia adalah CaCO3.MgCO3. Dolomit digunakan untuk pengapuran tanah sehingga kondisi tanah berubah dari asam menjadi atau mendekati netral. Pada kondisi tanah netral maka unsur-unsur hara esensial makro dan mikro tersedia untuk nutrisi tanaman. Al-hasil, tanah produktif, tanaman menjadi subur, dan memberikan hasil yang tepat waktu dan banyak.

Nah, jika dilihat dalam rumus tersebut tampak ada unsur Mg dan Ca yang merupakan unsur hara esensial bagi tanaman. Dengan penambahan dolomit, berarti juga sebuah usaha untuk membuat tempat tumbuh tanaman tersedia unsur magnesium dan kalsium. Jika banyak orang hanya mengenal NPK, maka perlu juga diingat pupuk dolomit yang mengandung hara esensial Ca dan Mg.

Pupuk dolomit dapat juga memperbaiki sifat fisika tanah. Dengan pemberian pupuk dolomit, maka tanah lebih gembur, poros dan aerasi untuk tanaman menjadi lebih baik. Dengan gemburnya tanah, sudah pasti penetrasi akar ke dalam tanah menjadi lebih baik sehingga menjadi baik pula serapan unsur hara.


Cara Menghitung  Kebutuhan Pupuk Dolomit

Cara menghitung kebutuhan dolomit sangatlah mudah. Namun, sebelum aplikasi pastikan dulu pH tanah sudah diketahui apakah 5,0 atau 5,7 atau mungkin juga kurang dari itu. Semuanya tergantung hasil tes pH tanah.

Untuk lebih mudah diingat, setiap ingin menaikkan 1 poin pH, maka dikalikan dengan 2 ton/hektar. Contohnya begini : Jika hasil tes tanah, pH 5,5. Sedangkan kondisi tanah yang toleran tanaman adalah pH 6,0 (pH toleran tergantung jenis tanaman).

Maka banyaknya pupuk dolomit yang perlu dibeli untuk menurunkan pH tanah adalah [6,0 – 5,5] x 2 ton/hektar = 1 ton pupuk dolomit per hektar atau [6,0 – 5,5] x 2.000 kg/10.000 m2 = 0,1 Kg/m2 pupuk dolomit. Catatan : bahwa konversi berat  1 ton = 1000 Kg dan luas lahan 1 hektar = 10.000 m2.

Hasil di atas adalah untuk kebutuhan 1 hektar. Oleh karena itu, pastikan dulu berapa luas areal/lahan yang hendak dipupuk dengan dolomit. Jika luas lahan  Anda adalah 1000 m2, maka kebutuhan pupuk dolomit adalah 1000 m2 x 0,1 Kg/m2 = 100 Kg pupuk dolomit.


Baca juga ini :

Cara aplikasi pupuk dolomit

Aplikasi pupuk dolomit sama halnya dengan pemberian pupuk lainnya secara umum. Pupuk dolomit ditebar pada tanah sebelum tanam. Kemudian tanah diolah agar terjadi percampuran tanah dengan pupuk dolomit sehingga kondisi tanah cepat menjadi lebih baik. Pemberian pupuk dolomit 2 minggu atau lebih sebelum tanam.


Tips :

Pengapuran dengan dolomit sebaiknya diberikan dalam jumlah kecil tapi sering. Dengan cara ini, pengapuran akan memberi dampak lebih baik pada tanah. Namun, pertimbangan adalah biaya, waktu, dan tenaga yang terkuras.

Agar tanah tidak mudah menjadi masam, khususnya pada tanah yang ditanam tanaman secara terus menerus, sebaiknya dalam pemberian pupuk yang mengadung nitrogen, dapat digantikan dengan pupuk yang juga mengandung  belerang seperti ZA (NH4)2SO4. Hal ini karena dalam pupuk ZA juga mengandung sulfur dalam persentase kecil, namun dapat menyedia hara belerang (S) untuk tanaman (mana tau tidak tersedia S dalam tanah). Hal ini kembali kepada Anda, mana yang lebih menguntungkan, efektif  dan efisien.

Jangan lupa kombinasikan pupuk kimia dengan pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang membuat tanah menjadi produktif. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap. Meskipun jumlahnya kecil, namun sangat efektif dalam memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

Related Posts